Juli 2013 - Arief Fadlansyah

Private Website Simple Berbasis Pendidikan

Hot

Minggu, 28 Juli 2013

Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran

Juli 28, 2013 0
Kegiatan Akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar siswa dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses dan hasil belajar siswa.



Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, efektif, efisien, dan flesibel. Kegitan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus merupakan rangkaian kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran.

Kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran adalah:
  1. Melaksanakan penilaian akhir, penilaian belajar dalam kegiatan akhir pembelajaran (posttest) tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran tersebut. Kegiatan penilaian dalam pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru meliputi penilaian proses serta penilaian produk. Penilaian proses seperti yang telah dijelaskan pada kegiatan inti dalam pembelajaran. Sedangkan penilaian produk lebih menekankan pada kegiatan penilaian untuk mengetahui tentang sejauh mana hasil belajar siswa. Pada penilaian akhir dapat dilakukan dengan cara lisan maupun tulisan, yang perlu diperhatikan guru harus dapat mengkondisikan siswa. Supaya siswa secara maksimal dapat mengorganisasi (pemahaman) kembali tentang materi pelajaran yang telah dibahas.
  2. Mengkaji hasil penilaian akhir, apabila teknik penilaian dilaksanakan secara lisan,maka dalam tahapan ini guru perlu memutuskan secara spontan dalam menganalisis/mengidentifikasi hasil belajar tersebut. Kemudian gabungkan dengan hasil penilaian proses, maka guru akan memperoleh gambaran kegiatan tindak lanjut yang bagaimanayang harus diberikan pada siswa.
  3. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut, dengan alternatif kegiatan di antaranya: a) Memberikan tugas atau latihan-latihan. b) Menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. c) Menugaskan membaca materi pelajaran tertentu. d) Memberikan motivasi/bimbingan belajar.
  4. Mengemukakan topik bahasan yang akan datang. Dalam kegiatan akhir di antaranya guru harus mengemukakan atau memberikan gambaran pada siswa tentang topik bahasan yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang.
  5. Menutup pelajaran (biasakan murid menutup pelajaran dengan berdoa)
Read More

Selasa, 23 Juli 2013

Kegiatan Inti dalam Pembelajaran

Juli 23, 2013 2
Kegiatan Inti dalam pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, kegiatan inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks dalam proses belajar mengajar yang mengutamakan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa. 


Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang berlaku. Dengan memprioritaskan pada aktivitas siswa yang dibimbing secara efektif oleh guru.

Langkah-langkah kegiatan inti dalam pembelajaran meliputi:
1. Memberitahukan tujuan dan garis besar materi yang akan dipelajari. Teknik yang di gunakan bisa menggunakan lisan atau ditulis di papan tulis hingga semua siswa mengetahui bahwa topik tersebut yang akan dipelajarinya.

2. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa. Supaya kegiatan belajar dapat dilaksanakan secara optimal serta gruharus memberitahukan tahapan-tahapan belajar tersebut serta membimbing siswa selama proses belajarnya. Dan guru perlu memberitahukan tentang sumber-sumber belajar yang memungkinkan dapat digunakan oleh siswa.

3. Membahas materi/menyajikan bahan pelajaran. Prosedur kegiatan ini sangat penting karena dengan kegiatan ini akan terjadi suatu proses perubahan tingkah laku, dari tidak memahami menjadi memahami, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak mempu menjadi mampu dan dari tidak terampil menjadi terampil.

Untuk memahami tentang kegiatan menyajikan/membahas materi pelajaran dalam prosedur kegiatan inti dalam pembelajaran dapat kita kelompokkan pada tiga bentuk kegiatan pembelajaran, yaitu 1) Pembelajaran secara klasikal, 2) Pembelajaran secara kelompok, dan 3) Pembelajaran secara perseorangan.

Untuk menentukan apakah Proses pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru cocok dengan pembelajaran klasik, kelompok, atau perseorangan, maka guru perlu memperhatikan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan diantaranya: 1) Tujuan Pembelajaran, 2) Karakteristik/Jumlah siswa, 3) Karakteristik materi, 4) Alokasi  waktu, dan 5) Fasilitas dan Sarana yang tersedia.

1) Menyajikan/membahas materi pelajaran secara klasikal.
Pembelajaran klasikal dapat digunakan apabila materi pelajaran lebih bersifat informatif atau fakta. Terutama ditujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam proses belajar mengajar (Depdikbud, 1990). Proses dalam pembelajaran klasikal dapat membentuk kemampuan siswa dalam menyimak (mendengarkan) dan membentuk kemampuan dalam bertanya. Metode yang digunakan pada pembelajaran klasikal ini yaitu metode ceramah dan tanya jawab bervariasi.

Prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan dalam pembelajaran klasikal:
  • Sistematis
  • Perhatian dan aktivitas
  • Media Pembelajaran
  • Latihan atau penugasan
2) Menyajikan/membahas bahan pelajaran secara pembelajaran kelompok.
Pembelajaran secara kelompok merupakan pembelajaran yang dalam proses belajarnya siswa dikelompokkan pada beberapa kelompok sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar. Belajar kelompok terutama ditujukan untuk mengembangkan konsep pokok/subpokok bahasan yang sekaligus mengembangkan aktivitas sosial, sikap dan nilai (Depdikbud, 1990 : 39). Pembelajaran kelompok cenderung menggunakan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Metode yang digunakan pada pembelajaran kelompok ini yaitu diskusi, kerja kelompok, simulasi, dan penelitian sederhana (observasi). Namun metode yang sering digunakan dalam belajar kelompok adalah metode diskusi.

3) Pembahasan materi pelajaran melalui pembelajaran perseorangan.
Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses belajar mengajar yang mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara individu. Untuk melaksanakan kegiatan belajar tersebut diantaranya guru perlu memiliki kemampuan yang berkenaan dengan:
  • Mengkaji hasil prestasi belajar siswa
  • Merencanakan, melaksanakan serta menilai program perbaikan dan pengayaan hasil belajar siswa.
  • Melaksanakan kegiatan belajar dalam latihan secara perseorangan.
Kemampuan di atas dalam pelaksanannya perlu dilandasi dengan perhatian, bimbingan dan motivasi dari guru. Kegiatan belajar perseorangan ditujukan untuk menampung kegiatan pengayaan dan perbaikan (Depdikbud: 1990: 39)

4) Menyimpulkan pelajaran
Kriteria yang harus diperhatikan dalam menyimpulkan pelajaran di antaranya adalah:
  • Berorientasi pada tujuan pembelajaran khusus
  • Singkat, dan jelas dengan bahasa (tulis/lisan) yang mudah dipahami oleh siswa.
  • Kesimpulan tidak kelar dari topik yang telah dibahas, serta
  • Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.
Dalam proses belajar khususnya pada tahap kegiatan inti, guru harus tetap melaksanakan penguatan yang tujuannya adalah 1) meningkatkan perhatian siswa, 2) membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa, dan 3) mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang positif serta mendorong munculnya tingkah laku yang produktif (Raka Joni: 1985 : 3)
Read More

Kegiatan Awal dalam Pembelajaran

Juli 23, 2013 1
Kegiatan Awal dalam Pembelajaran sering pula di sebut dengan pra-instruksional. Kegiatan Awal berfungsi untuk memnciptakan awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.


Keberhasilan proses pembelajaran di antaranya sangat dipengaruhi oleh kegiatan pendahuluan pembelajaran. Dengan waktu yang relatif singkat guru dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menunjang terhadap terbentuknya kondisi awal belajar siswa yang efektif.

Kegiatan yang biasa dilaksanakan dalam kegiatan pendahuluan pembelajaran diantaranya:
1. Menciptakan Kondisi Awal Pembelajaran
  • Menciptakan kesiapan belajar siswa, upaya ini dapat diwujudkan melalui bimbingan dari guru pada siswa. Atau melalui cara dan teknik yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan dan semangat dalam belajar, khususnya dalam awal pembelajaran, yaitu: 1) Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar, 2) Menciptakan kondisi belajar dalam kelas, 3) Guru dalam mengajar harus penuh semangat dan menunjukkan minat mengajar yang tinggi, 4) Secara profesional guru harus dapat mengontrol (mengelola) seluruh siswa yang mulai dari awal pembelajaran, 5) Gunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta dapat menarik perhatian siswa, dan 6) Menentukan kegiatan belajar yang harus menmungkinkan siswa dapat melakukannya.
  • Menciptakan suasana belajar yang demokratis, upaya ini dapat diwujudkan melalui cara, dan teknik yang digunakan guru dalam mendorong siswa agar berkreatif, dalam belajar dan mengembangkan keunggulan yang dimiliki siswa. Alternatif yang dapat dilakukan guru yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menunjukkan siswa untuk menjawab dan berpendapat.
2. Melaksanakan kegiatan apersepsi atau melaksanakan penilaian awal.
Kegiatan ini lebih menekankan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal yang telah dimiliki siswa. Serta guru perlu menghubungkan materi pelajaran yang telah dimiliki siswa dengan materi yang akan dipelajari siswa. Dengan tidak mengeyampingkan pemberian motivasi belajar terhadap siswa. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan rangkaian yang perlu dikembangkan pada awal pembelajaran.

Ada beberapa cara dalam kegiatan apersepsi diantaranya:
  • Mengajukan Pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya.
  • Memberikan komentar terhadap jawaban siswa serta mengulas materi pelajaran yang akan dibahas.
  • Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa.
Ada beberapa upaya yang harus dilakukan guru sejalan dengan tugasnya di sekolah, khususnya pada awal pembelajaran di antaranya guru harus:
  1. Memahami latar belakang (kemampuan siswa)
  2. Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga terfokus pada pelajaran yang akan diikutinya.
  3. Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu.
  4. Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif, sehingga siswa merasa adanya suasana belajar.
  5. Memberikan penguatan pada siswa.
  6. Berdisiplin dan menanamkan disiplin pada siswa.
Read More

Macam-Macam Jenis Strategi Belajar Mengajar

Juli 23, 2013 0
Ketika kita melakukan proses pembelajaran ada baiknya kita mengetahui strategi belajar mengajar. Pada kesempatan kali ini, saya akan memposting mengenai Hakikat Strategi Belajar Mengajar yang berjudul Berbagai Jenis Strategi Belajar-Mengajar.


Atas dasar pertimbangan proses pengolahan pesan.
1. Strategi Deduktif. Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
Contoh Proses Pembelajaran:
  • Mula-mula guru menuliskan rumusan konsep tersebut pada papan tulis.
  • Siswa diminta mengidentifikasi atribut-atributnya, yaitu: memerlukan makanan, bergerak, tumbuh, berkembang biak, dan bernafas. Setiap atribut yang dikemukakan siswa ditulis di papan tulis.
  • Siswa diminta menjelaskan tiap atribut dengan menggunakan berbagai contoh. guru melengkapi atau menjelaskan lebih jauh pendapat siswa. Dalam hal ini akan lebih baik jika digunakan alat peraga.
  • Siswa diminta mengidentifikasi jenis-jenis makhluk hidup dan atribut-atributnya.
2. Strategi Induktif. Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun terdefinisi.
Contoh Proses Pembelajaran:
  • Siswa diminta mengidentifikasi atribut-atribut konsep yang diajarkan (contoh: memerlukan makanan, bergerak, tumbuh, berkembang biak, dan bernafas). Bila siswa salah atau pendapatnya belum lengkap, guru menjelaskan dan melengkapinya.
  • Siswa diminta menjelaskan dengan menggunakan contoh-contoh atribut-atribut yang telah diidentifikasi pada langkah pertama. Guru dapat menjelaskan lebih jauh dengan menggunakan alat peraga.
  • Siswa diminta merumuskan konsep tersebut secara tertulis. Salah seorang atau wakil kelompok siswa menuliskan rumusan tersebut di papan tulis. Guru membetulkan bila ternyata masih ada yang salah. Bila waktu mencukupi, dibetulkan dulu atau dikomentari dulu oleh siswa lain, sebelum guru membetulkannya.
  • Siswa diminta menyebutkan atau menuliskan jenis-jenis makhluk hidup.
Atas dasar pertimbangan pihak pengolah pesan.
1. Strategi Ekspositorik. Dengan Strategi Ekspositorik bahan atau materi pelajaran diolah oleh guru. Siswa tinggal “terima jadi” dari guru. Dengan Strategi Ekspositorik guru yang mencari dan mengolah bahan pelajaran. yang kemudian menyampaikannya kepada siswa. Strategi Ekspositorik dapat digunakan di dalam mengajarkan berbagai materi pelajaran, kecuali yang sifatmya pemecahan masalah.
Contoh Proses Pembelajaran:
  • Sebelum pelajaran tersebut diajarkan, guru telah mempelajarinya dari sumber-sumber yang ada, kemudian membuat rangkumannya.
  • Di depan siswa, guru menjelaskan. Pada saat menjelaskan sebaiknya sambil menggunakan alat peraga. Setelah selesai menjelaskan sebaiknya diikuti dengan tanya jawab.
  • Siswa di bawah bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran tersebut.
  • Siswa diminta mencatatnya atau mempelajarinya kembali di rumah masing-masing.
2. Strategi Heuristik. Dengan Strategi Heuristik bahan atau materi pelajaran diolah oleh siswa. Siswa yang aktif mencari dan mengolah bahan pelajaran. Guru sebagai fasilitator memberikan dorongan, arahan, dan bimbingan. Strategi Heuristik dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai materi pelajaran termasuk pemecahan masalah. Dengan Strategi Hueristik diharapakan siswa bukan hanya paham dan mampu melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, akan tetapi juga akan terbentuk sikap-sikap positif, seperti: kritis, kreatif, inovatif, mandiri, terbuka. Strategi Heuristik terbagi atas Diskoperi (terpaku pada guru) dan Inkuiri (dilepas oleh guru).
Contoh Proses Pembelajaran:
  • Seorang atau dua orang siswa disuruh mengukur keliling sebuah lingkaran yang terbuta dari bamboo, yang telah disiapkan guru, disaksikan oleh teman-temannya.
  • Siswa tersebut diminta menuliskan hasil pengukurannya pada papan tulis (umpamanya 154 cm). Kegiatan seperti ini, jika diperlukan, dapat dilakukan kembali oleh siswa atau kelompok siswa lain (untuk lebih menyakinkan hasilnya).
  • Siswa atau kelompok siswa lain diminta mengukur garis tengah lingkaran tadi dan menuliskan hasil pengukurannya pada papan tulis (umpamanya 49 cm). Kegiatan ini pun bila diperlukan dapat dilakukan kembali oleh siswa atau kelompok siswa lain.
  • Semua siswa diminta membagi bilangan 154 dengan bilangan 49.
  • Siswa diberi tugas menentukan keliling sebuah lingkaran yang telah diketahui garis tengahnya (umpamanya 14 cm)
Atas dasar pertimbangan pengaturan guru.
  1. Strategi Seorang Guru. Seorang guru mengajar sejumlah siswa.
  2. Strategi Pengajaran Beregu (Team Teaching). Dengan Pengajaran Beregu, dua orang atau lebih guru mengajar sejumlah siswa. Pengajaran Beregu dapat digunakan di dalam mengajarkan salah satu mata pelajaran atau sejumlah mata pelajaran yang terpusat kepada suatu topic tertentu.
Atas dasar pertimbangan jumlah siswa.
  1. Strategi Klasikal.
  2. Strategi Kelompok Kecil.
  3. Strategi Individual.
Atas dasar pertimbangan interaksi guru dengan siswa.
  1. Strategi Tatap Muka. Akan lebih baik dengan menggunakan alat peraga.
  2. Strategi Pengajaran Melalui Media. Guru tidak langsung kontak dengan siswa, akan tetapi guru “mewakilkan” kepada media. Siswa berinteraksi dengan media.
Read More