Arief Fadlansyah
September 30, 2013
1
Assallamualaikum, sahabat rif. Yah, lama saya tak update blog ini. Nah, kali ini saya akan mempost mengenai Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD). Untuk lebih jelasnya mengenai metode pembelajaran ini, simak kelanjutannya di bawah ini.
Metode pembelajaran STAD termasuk Metode pembelajaran kooperatif. Semua Metode pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Dalam proses pembelajaran dengan Metode pembelajaran kooperatifsiswa didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Tujuan Metode pembelajaran kooperaif adalah prestasi belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.
Metode pembelajaran STAD termasuk Metode pembelajaran kooperatif. Semua Metode pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Dalam proses pembelajaran dengan Metode pembelajaran kooperatifsiswa didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Tujuan Metode pembelajaran kooperaif adalah prestasi belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.
Pengetian Metode Pembelajaran STAD
- Menurut Wina (2008:242) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan Metode pembelajaran menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil,yaitu antara 4-5 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik,jenis kelamin,ras atau suku yang berbeda (heterogen)
- Johnson (dalam Etin Solihatin,2005 :4 ) menyatakan bahwa :pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama.
- Slavin ( dalam Wina,2008:242) mengemukakan dua alasan bahwa : pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki pembelajaran selama ini. Pertama,beberapa penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat menngkatkan kemampuan hubungan sosial,menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain,serta dapat meningkatkan harga diri.kedua,pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar,berfikir,memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.
Prinsip Pembelajaran Kooperatif sebagai berikut.
- Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakann dalam kelompoknya.
- Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
- Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
- Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
- Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
- Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Ciri Pembelajaran Kooperatif
Masih menurut Nur dalam Chotimah (2007), ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai berikut.
- Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
- Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.
- Penghargaan menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.
Sintaks Metode Pembelajaran STAD
Langkah-langkah model pembelajaran STAD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Langkah
|
Indikator
|
Tingkah Laku Guru
|
Langkah 1 | Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa | Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa |
Langkah 2 | Menyajikan Informasi | Guru menyajikan informasi kepada siswa |
Langkah 3 | Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar | Guru menginformasikan pengelompokan siswa |
Langkah 4 | Membimbing kelompok belajar | Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok-kelompok belajar |
Langkah 5 | Evaluasi | Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan |
Langkah 6 | Memberikan penghargaan | Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok |
Model pembelajaran STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan temantemannya di Universitas John Hopkins. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri atas laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui diskusi dan kuis.
Sintaks model Pembelajaran STAD dalam Chotimah (2007) antara lain :
- Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.
- Guru menyajikan pelajaran.
- Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok
- Peserta didik yang bisa mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
- Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis/pertanyaan peserta didik tidak boleh saling membantu.
- Guru memberi penghargaan (rewards) kepada kelompok yang memiliki nilai/poin tertinggi.
- Guru memberikan evaluasi.
- Penutup.
Dalam STAD, penghargaan kelompok didasarkan atas skor yang didapatkan oleh kelompok dan skor kelompok ini diperoleh dari peningkatan individu dalam setiap kuis. Sumbangan poin peningkatan siswa terhadap kelompoknya didasarkan atas ketentuan pada tabel berikut:
Skor Kuis
| Poin Peningkatan |
Lebih dari 10 point di bawah skor dasar
|
5
|
1-10 point di bawah skor dasar
|
10
|
Skor dasar sampai 10 point di atas skor dasar
|
20
|
Lebih dari 10 point di atas skor dasar
|
30
|
Hasil sempurna (tidak mempertimbangkan skor
dasar)
|
30
|
Catatan: Nilai kuis sebelumnya dapat digunakan sebagai skor dasar (Sumber: Slavin, 1995 dalam Parlan, 2006:17)
Skor kelompok untuk setiap kelompok didasarkan pada sumbangan poin peningkatan yang diperoleh oleh setiap anggota kelompok yaitu dengan menjumlah seluruh poin peningkatan anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Penghargaan kelompok diberikan dengan empat kriteria seperti pada tabel 2.3 berikut.
Kriteria
| Nilai Perkembangan |
Excellent
|
22,6 - 30
|
The Best Team
|
15,1 - 22,5
|
Good Team
|
7,5 - 15
|
General Team
|
≥ 7,5
|
(Sumber: Slavin, 1995 dalam Supriyo, 2008:50)
Kelebihan dan Kekurangan pembelajaran Tipe STAD
Kelebihan model pembelajaran Kooperatif STAD
Menurut Davidson (dalam Nurasma,2006:26) :
- Meningkatkan kecakapan individu
- Meningkatkan kecakapan kelompok
- Meningkatkan komitmen
- Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya
- Tidak bersifat kompetitif
- Tidak memiliki rasa dendam
Kekurangan model pembelajaran kooperatif STAD
- Menurut Slavin (dalam Nurasma 2006:2007 )yaitu:
- Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang
- Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.
Hubungan Penerapan Model STAD dengan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa
Dalam proses belajar mengajar guru sebagai pelaksana pengajaran harus dapat menciptakan kondisi yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Dengan demikian diharapkan terjadi interaksi antara guru dan siswa yang pada umumnya akan merasa mendapat motivasi yang tinggi apabila guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Selain itu siswa akan lebih memahami dan mengerti konsep-konsep fisika secara benar.
Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara konsisten baik bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, dan resistensi (daya lekat) terhadap materi pelajaran menjadi lebih panjang (Ellyana, 2007). Pembelajaan kooperatif yang dikemas dalam kegiatan pembelajaran yang bervariasi dengan model STAD dapat menumbuhkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Pengajaran fisika yang disajikan dengan model pembelajaran STAD memungkinkan untuk memberikan pengalaman-pengalaman sosial sebab mereka akan bertanggung jawab pada diri sendiri dan anggota kelompoknya. Keberhasilan anggota kelompok merupakan tugas bersama.
Dalam pembelajaran STAD ini anggota kelompok berasal dari tingkat prestasi yang berbeda-beda, sehingga melatih siswa untuk bertoleransi atas perbedaan dan kesadaran akan perbedaan. Disamping itu pembelajaran yang disajikan dengan model STAD akan melatih siswa untuk menceriterakan, menulis secara benar apa yang diteliti dan diamati. Apabila ditinjau dari proses pelaksanaannya, kegiatan model pembelajaran STAD lebih membawa siswa untuk memahami materi yang disajikan oleh guru, karena siswa aktif dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan uraian di atas, pengajaran fisika yang disajikan dengan dengan penerapan model pembelajaran STADakan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
Sumber: Jurnal Bidan Dian Blog