Pendekatan Backward Design (UbD): Memulai Pembelajaran dari Tujuan
Understanding by Design atau Backward Design adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang inovatif yang diperkenalkan oleh para ahli pendidikan, Grant Wiggins dan Jay McTighe pada tahun 2005. Pendekatan ini mengajak kita untuk merencanakan pembelajaran dengan cara yang berbeda, yaitu dimulai dari tujuan akhir yang ingin dicapai.
Prinsip-Prinsip Utama Backward Design
- Perencanaan yang Disusun Guru: Guru memiliki peran sentral dalam merancang pembelajaran. Mereka harus secara cermat merencanakan setiap tahap pembelajaran, mulai dari penentuan tujuan hingga pemilihan aktivitas.
- Fokus pada Konsep Utama: UbD menekankan pentingnya pemahaman mendalam terhadap konsep-konsep inti suatu mata pelajaran. Peserta didik diajak untuk menghubungkan berbagai informasi dan membangun pengetahuan yang bermakna.
- Pembelajaran Mandiri: Peserta didik didorong untuk aktif dalam proses pembelajaran. Mereka diajak untuk mencari bukti-bukti nyata, menganalisis informasi, dan menarik kesimpulan sendiri.
- Mulai dari Tujuan: Hal yang membedakan UbD dengan pendekatan pembelajaran lainnya adalah dimulai dari penentuan tujuan pembelajaran yang jelas dan spesifik. Tujuan ini menjadi acuan dalam merancang seluruh kegiatan pembelajaran.
- Peran Guru sebagai Fasilitator: Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Mereka menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan memberikan dukungan yang diperlukan.
- Refleksi Berkala: Proses pembelajaran adalah proses yang dinamis. Oleh karena itu, guru perlu secara rutin melakukan refleksi untuk melihat sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai dan melakukan perbaikan jika diperlukan.
- Peningkatan Berkelanjutan: UbD adalah pendekatan yang terus berkembang. Guru diharapkan selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai potensi terbaiknya.
Langkah-Langkah dalam Penerapan Backward Design
Gambar di atas menunjukkan tiga langkah utama dalam menerapkan Backward Design:
- Menentukan Tujuan: Langkah pertama adalah menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan ini harus jelas, spesifik, dan dapat diukur.
- Menentukan Asesmen: Setelah tujuan ditetapkan, langkah selanjutnya adalah merancang asesmen yang sesuai untuk mengukur pencapaian tujuan tersebut. Asesmen dapat berupa tes tertulis, proyek, presentasi, atau bentuk lainnya.
- Merancang Kegiatan: Langkah terakhir adalah merancang kegiatan pembelajaran yang dapat membantu peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan pembelajaran harus dirancang secara kreatif dan menarik agar peserta didik tetap termotivasi.
Mengapa Backward Design Penting?
- Pembelajaran yang Lebih Bermakna: Dengan memulai dari tujuan, peserta didik akan lebih memahami mengapa mereka belajar sesuatu dan apa manfaatnya bagi mereka.
- Peningkatan Kualitas Pembelajaran: Dengan perencanaan yang matang, guru dapat menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
- Fokus pada Hasil: UbD memastikan bahwa pembelajaran berorientasi pada hasil yang ingin dicapai, bukan hanya pada proses pembelajaran.
Kesimpulan
Backward Design adalah sebuah pendekatan yang sangat relevan dalam konteks pendidikan modern. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Backward Design, guru dapat menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna, aktif, dan berpusat pada peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar