Reduxation Website - Beberapa saat yang lalu saya memposting mengenai sistem numerasi maya. Nah, sekarang saya akan melanjutkan postingan tentang Sistem Numerasi Cina.
Matematika Cina permulaan adalah
berlainan bila dibandingkan dengan yang berasal dari belahan dunia lain,
sehingga cukup masuk akal bila dianggap sebagai hasil pengembangan yang
mandiri. Tulisan matematika yang dianggap tertua dari Cina adalah Chou Pei Suan Ching, berangka tahun antara 1200 SM sampai 100 SM, meskipun angka tahun 300 SM juga cukup masuk akal.
Hal
yang menjadi catatan khusus dari penggunaan matematika Cina adalah
sistem notasi posisional bilangan desimal, yang disebut pula "bilangan batang"
di mana sandi-sandi yang berbeda digunakan untuk bilangan-bilangan
antara 1 dan 10, dan sandi-sandi lainnya sebagai perpangkatan dari
sepuluh. Dengan demikian, bilangan 123 ditulis menggunakan lambang untuk
"1", diikuti oleh lambang untuk "100", kemudian lambang untuk "2"
diikuti lambang utnuk "10", diikuti oleh lambang untuk "3". Cara seperti
inilah yang menjadi sistem bilangan yang paling canggih di dunia pada
saat itu, mungkin digunakan beberapa abad sebelum periode masehi dan
tentunya sebelum dikembangkannya sistem bilangan India. Bilangan batang
memungkinkan penyajian bilangan sebesar yang diinginkan dan memungkinkan
perhitungan yang dilakukan pada suan pan, atau (sempoa Cina).
Tanggal penemuan suan pan tidaklah pasti, tetapi tulisan terdini
berasal dari tahun 190 M, di dalam Catatan Tambahan tentang Seni Gambar
karya Xu Yue.
Karya tertua yang masih terawat mengenai geometri di Cina berasal dari peraturan kanonik filsafat Mohisme kira-kira tahun 330 SM, yang disusun oleh para pengikut Mozi (470–390 SM). Mo Jing
menjelaskan berbagai aspek dari banyak disiplin yang berkaitan dengan
ilmu fisika, dan juga memberikan sedikit kekayaan informasi matematika.
Pada tahun 212 SM, Kaisar Qín Shǐ Huáng (Shi Huang-ti)
memerintahkan semua buku di dalam Kekaisaran Qin selain daripada yang
resmi diakui pemerintah haruslah dibakar. Dekret ini tidak dihiraukan
secara umum, tetapi akibat dari perintah ini adalah begitu sedikitnya
informasi tentang matematika Cina kuno yang terpelihara yang berasal
dari zaman sebelum itu. Setelah pembakaran buku pada tahun 212 SM,
dinasti Han (202 SM–220 M) menghasilkan karya matematika yang
barangkali sebagai perluasan dari karya-karya yang kini sudah hilang.
Yang terpenting dari semua ini adalah Sembilan Bab tentang Seni
Matematika, judul lengkap yang muncul dari tahun 179 M, tetapi wujud
sebagai bagian di bawah judul yang berbeda. Ia terdiri dari 246 soal
kata yang melibatkan pertanian, perdagangan, pengerjaan geometri yang
menggambarkan rentang ketinggian dan perbandingan dimensi untuk menara
pagoda Cina, teknik, survey, dan bahan-bahan segitiga siku-siku dan π.
Ia juga menggunakan prinsip Cavalieri tentang volume lebih dari
seribu tahun sebelum Cavalieri mengajukannya di Barat. Ia menciptakan
bukti matematika untuk teorema Pythagoras, dan rumus matematika untuk
eliminasi Gauss. Liu Hui memberikan komentarnya pada karya ini pada abad
ke-3 M.
Zhang Heng (78–139) sebagai tambahan, karya-karya matematika dari astronom Han dan penemu Zhang Heng (78–139) memiliki perumusan untuk pi juga, yang berbeda dari cara perhitungan yang dilakukan oleh Liu Hui. Zhang Heng menggunakan rumus pi-nya untuk menentukan volume bola. Juga terdapat karya tertulis dari matematikawan dan teoriwan musik Jing Fang (78–37
SM); dengan menggunakan koma Pythagoras, Jing mengamati bahwa 53
perlimaan sempurna menghampiri 31 oktaf. Ini kemudian mengarah pada
penemuan 53 temperamen sama, dan tidak pernah dihitung dengan tepat di
tempat lain hingga seorang Jerman, Nicholas Mercator melakukannya pada
abad ke-17.
Bangsa
Cina juga membuat penggunaan diagram kombinatorial kompleks yang
dikenal sebagai kotak ajaib dan lingkaran ajaib, dijelaskan di zaman
kuno dan disempurnakan oleh Yang Hui (1238–1398 M). Zu Chongzhi
(abad ke-5) dari Dinasti Selatan dan Utara menghitung nilai pi sampai
tujuh tempat desimal, yang bertahan menjadi nilai pi paling akurat
selama hampir 1.000 tahun.
Bahkan
setelah matematika Eropa mulai mencapai kecemerlangannya pada masa
Renaisans, matematika Eropa dan Cina adalah tradisi yang saling
terpisah, dengan menurunnya hasil matematika Cina secara signifikan,
hingga para misionaris Jesuit seperti Matteo Ricci membawa gagasan-gagasan matematika kembali dan kemudian di antara dua kebudayaan dari abad ke-16 sampai abad ke-18.
Cara
penghitungan awal di Cina kuno knotting tali. Dengan kata lain, orang
terikat knot di tali untuk menghitung hal-hal. Dalam sejarah Cina, tali
knotting dan ukiran sebagai cara penomoran telah digunakan selama ribuan
tahun sebelum secara bertahap digantikan oleh tanda-tanda dan karakter
di Zaman Neolitik terlambat.
Dalam Dinasti Shang,
yang cukup lengkap yang ditulis karakter dan sistem penomoran karakter
berada di tempat di Cina. Dalam prasasti tulang nubuat dari Dinasti
Shang, ada 13 karakter yang melambangkan angka dari satu sampai sepuluh
serta seratus, seribu dan sepuluh ribu. Dengan 13 karakter penomoran,
nomor alami dalam seratus ribu bisa dihitung. Bentuk karakter penomoran
mengalami perubahan di usia kemudian sebelum menjadi apa yang mereka
hari ini. Tetapi cara penomoran selalu diikuti dan disempurnakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar