Sistem numerasi pada awalnya merupakan sebuah simbol untuk melakukan perhitungan. Sistem numerasi biasanya berbentuk lambang yang menyatakan suatu bilangan. Untuk lebih jelas lagi tentang sistem numerasi. Akan di paparkan satu persatu, sekarang saya akan posting mengenai Sistem Numerasi Awal.
Sistem numerasi adalah
sekumpulan lambang dan aturan pokok untuk menuliskan bilangan. Lambang
yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral/lambang bilangan.
Banyaknya suku bangsa di dunia menyebabkan banyaknya sistem numerasi
yang berbeda. Oleh karena itu suatu bilangan dapat dinyatakan dengan
bermacam-macam lambang, tetapi suatu lambang menunjuk hanya pada satu
bilangan.
Ide tentang membilang dan bilangan mungkin sudah muncul sejak manusia pertama ada, yaitu Adam as. Dalam sejarah, Hawa (istri Adam) setiap melahirkan selalu kembar. Kelahiran pertama, yaitu Habil dan Qabil, dan kelahiran kedua, yaitu Iqlimah dan Labuda. Sangat dimungkinkan bahwa Adam sudah mulai mambilang jumlah anak-anaknya.
Penggunaan
simbol bilangan, tidak diketahui secara pasti kapan mulai dilakukan
manusia. Konsep bilangan dan pengembangannya muncul sebelum adanya
pencatatan sejarah, sehingga evolusi sistem-sistem penulisan bilangan
hanyalah merupakan dugaan saja. Sejarah penulisan bilangan mulai dari
sistem tallis, sistem gambar, sistem huruf, dan kemudian sistem
bilangan.
Sistem
tallis mungkin merupakan metode yang paling awal digunakan untuk
melakukan pengecekan terhadap kuantitas-kuantitas tertentu. Sistem
tallis muncul disejumlah besar peradaban. Namun pernyataan yang muncul
berikutnya adalah “apakah benar sistem tallis ini merupakan kegiatan berhitung yang sebenarnya?”
Sebagai contoh, sistem tallis dapat digunakan untuk mencatat sekumpulan
domba. Batu kecil dimasukkan ke suatu wadah untuk menandai domba yang
dilepaskan di pagi hari, dan kemudian batu itu dipindah lagi untuk
menandai domba yang telah kembali di sore hari. Jika masih ada batu yang
tersisa, berarti ada domba yang hilang. Meskipun demikian, kegiatan ini
bukanlah kegiatan membilang. Kegiatan ini tidak lain adalah
membandingkan dua himpunan, yaitu himpunan batu dan himpunan domba (Abdussakir, 2009:33-34).
Sistem gambar, bilangan diwujudkan dengan penggunaan simbol-simbol yang mewakili objek tertentu. Sebagai contoh, “lima orang” digambarkan dengan simbol “orang”
yang diulang sebanyak lima kali. Sebagian besar budaya telah mampu
menuliskan bilangan dengan pengulangan garis vertikal atau garis
horizontal. Ahli Matematika pada masa ini menamakan cara padanan ini
sebagai padanan satu dengan satu. Belakangan ini, manusia menggunakan
cara lain untuk menulis barang kepunyaan mereka.
Mereka
mengikat tali pada kulit kayu atau melukis tanda gundalan pada batu
untuk memadankan tali dengan tanda gundalan. Sebenarnya, kayu gundalan
dan batu-batu kecil adalah perkembangan penting ke arah penciptaan
sistem numerasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar