Untuk melanjutkan postingan saya yang lalu mengenai Sistem Numerasi. Kali ini saya akan post mengenai Sistem Numberasi Mesir Kuno.
Bangsa Mesir Kuno mempunyai tiga macam sistem numerasi, yaitu sistem hieroglyph, hieratic, dan demotic. Sistem hieroglyph
merupakan sistem yang kompleks untuk digunakan dalam kehidupan
sehari-hari dan biasanya dituliskan pada batu. Sistem hieroglyph
kemudian dikembangkan menjadi sistem yang lebih sederhana yang dikenal
dengan sistem hieratic. Sistem hieratic digunakan oleh pendeta di kuil-kuil dan ditulis di daun papyrus sehingga dikenal pula dengan sistem kuil. Sistem demotic dikembangkan dari sistem hieratic dan menjadi sistem numerasi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari (Abdussakir, 2009:36).
Sistem hieroglyph telah digunakan oleh bangsa Mesir Kuno sejak tahun 2850 SM. Simbol-simbol yang dimiliki sistem ini sebagai berikut:
Bilangan
satu dilambangkan dengan tongkat, sepuluh dengan tumit, seratus dengan
gulungan kertas, seribu dengan bunga lotus, sepuluh ribu dengan jari,
seratus ribu dengan ikan burbot atau kecebong, dan satu juta dengan
orang.
Sistem hieroglyph dan sistem hieratic pernah digunakan secara bersamaan oleh bangsa Mesir Kuno selama 2000 tahun. Sistem hieroglyph digunakan pada pahatan batu sedangkan sistem hieratic digunakan pada daun papyrus. Terdapat dua sumber utama mengenai sistem numerasi Mesir Kuno ini, yaitu papyrus Moscow yang ditulis sekitar tahun 1850 SM dan papyrus Rhind yang ditulis sekitar tahun 1650 (Abdussakir, 2009:39-40).
Ciri-ciri dari sistem numerasi Mesir Kuno
yaitu suatu bilangan yang sama dan ditulis dengan beberapa cara. Dengan
perkataan lain,sistem Mesir tidak mengenal tempat. Dengan sistem Mesir
ini, juga dapat dilakukan penjumlahan. Simbol-simbol dalam Mesir Kuno
dapat diletakkan dengan urut sembarang. Notasi matematika Mesir Kuno
bersifat desimal (berbasis 10) dan didasarkan pada simbol-simbol
hieroglif untuk tiap nilai perpangkatan 10 (1, 10, 100, 1000, 10000,
100000, 1000000) sampai dengan sejuta. Tiap-tiap simbol ini dapat
ditulis sebanyak apapun sesuai dengan bilangan yang diinginkan, sehingga
untuk menuliskan bilangan delapan puluh atau delapan ratus, simbol 10
atau 100 ditulis sebanyak delapan kali. Karena metode perhitungan mereka
tidak dapat menghitung pecahan dengan pembilang lebih besar daripada
satu, pecahan Mesir Kuno ditulis sebagai jumlah dari beberapa pecahan.
Sebagai contohnya, pecahan dua per tiga (2/3) dibagi menjadi jumlah dari
1/3 + 1/15; proses ini dibantu oleh tabel nilai [pecahan] standar.
Beberapa pecahan ditulis menggunakan glif khusus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar