Assallamualaikum, sahabat rif. Melanjutkan postingan mengenai sistem numerasi romawi, ini merupakan kelanjutannya yaitu Sistem Numerasi Hindu-Arab.
India menggunakan dua sistem angka, yaitu angka Brahma dan angka Gupta. Angka Brahma
merupakan angka yang dipakai di India sekitar pertengahan abad ketiga
sebelum Masehi. Angka Brahma ditemukan pada tulisan gua-gua di daerah
dekat Poona, Bombay, dan Uttar Pradesh. Angka-angka Brahma tersebut digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama sampai keempat Masehi.
Pada
permulaan abad keempat sampai abad keenam Masehi, di India mulai
digunakan angka Gupta yang dikembangkan dari angka Brahma. Angka Gupta
menyebar luas di India bersamaan dengan penaklukan wilayah-wilayah yang
dilakukan oleh kekaisaran Gupta. Selanjutnya, angka Gupta dikembangkan
menjadi angka Nagari, yang kadang juga disebut angka Devanagari. Bentuk
ini dikembangkan dari angka Gupta sekitar abad ketujuh Masehi (Abdussakir, 2009:52-53).
Ketika
angka-angka India mulai masuk ke Arab, dimulailah pengembangan
angka-angka Arab yang diadaptasi dari angka-angka India. Diduga bahwa
orang Arab yang pertama kali menulis teks bahasa Arab tentang bilangan
India adalah Al-Khwarizmi. Al-Khwarizmi inilah yang kemudian diklaim sebagai penemu angka nol. Kata “zero” untuk mengatakan nol tidak lain berasal dari bahasa Arab “sifr”. Kata “sifr” mengalami perubahan secara terus menerus, yaitu cipher, zipher, zephirum, zenero, cinero, dan banyak lagi lainnya sampai menjadi zero. Kata “aljabar” tidak lain diambil dari nama kitab matematika “Al-Kitab al- mukhtashar fi hisab al-jabr wa al-muqabalah” karya Al-Khwarizmi. Kata “algoritma” atau “logaritma” diambil dari nama Al-Khwarizmi. Kata “Al-Khwarizmi” mengalami perubahan ke versi Latin menjadi “algorismi”, “algorism”, dan akhirnya menjadi “algorithm”.
Pertama angka yang disalin oleh Al-Sijzi dari matematikawan muslim lainnya di Shiraz pada tahun 969 M. kedua adalah angka yang dikopi oleh Al-Biruni sekitar tahun 1082 M. Pada akhir abad kedua belas Masehi, Leonardo Fibonacci mulai mempublikasikan buku-buku di Pisa yang menunjukkan kekuatan penggunaan sistem bilangan Arab. Leonardo Fibonacci
membawa angka nol ke Eropa dalam karyanya berjudul Liber Abaci. Angka
nol semakin dikenal luas di Eropa pada zaman Renaissance dengan
tokoh-tokohnya seperti Leonardo da Vinci dan Rene Descardes. Masuknya
angka Arab ke Eropa, menimbulkan pertentangan hamper selama 400 tahun,
untuk menentukan pilihan antara menggunakan angka Arab atau angka
Romawi.
Bahkan
pihak gereja, dangat menentang menggunakan angka Arab di Eropa, karena
adanya angka 0. Baru mulai tahun 1500 M, angka Arab menjadi sistem
bilangan standar di Eropa. Perubahan angka India, menjadi angka Arab,
lalu menjadi angka yang dikenal sekarang melalui tahapan yang sangat
panjang. Berikut ini disajikan perubahan secara bertahap angka Brahma
menjadi angka desimal di Eropa (Abdussakir, 2009:54).
Ciri
penting dalam sistem ini adalah kita boleh menulis angka untuk sebarang
angka, baik besar maupun kecil, dan hanya menggunakan sepuluh simbol
yang disebut digit, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Kata “digit” berarti “jari tangan” atau “jari kaki”. Karena hanya sepuluh simbol yang digunakan , maka sisitem numerasi Hindu-Arab disebut juga sistem numerasi perpuluhan.
Satu
lagi prinsip dalam sistem numerasi ini yaitu “pengumpulan
sepuluh-sepuluh” (sistem perpuluhan) dimana sepuluh satu diganti dengan
satuu sepuluh, dan sepuluh-sepuluh diganti dengan satu ratus, seratus
sepuluh diganti dengan satu ribu dan seterusnya. Bilangan objek yang
dikumpulkan sedemikian disebut basis bagi sistem itu. Oleh karena itu,
sistem Hindu-Arab adalah sistem basis sepuluh.
Angka Hindu-Arab boleh ditulis dalam bentuk uraian (expanded form), dimana nilai bagi setiap digit dalam setiap kedudukan itu jelas. Sebagai contoh, kita menulis 663 dalam bentuk uraian yaitu:
663 = 6 × 100 + 6 × 10 + (3 × 1) = 6 × 102 + 6 × 101 + (3 × 1)
Sistem
numerasi Hindu-Arab adalah sistem nilai kedudukan atau sistem nilai
tempat. Nilai kedudukan dalam sistem ini berbasis 10, seperti
ditunjukkan dibawah:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar