Perbedaan Individu - Arief Fadlansyah

Private Website Simple Berbasis Pendidikan

Hot

Minggu, 07 Februari 2016

Perbedaan Individu


Pengertian Perbedaan Individu
Keunikan yang ada pada masing-masing individu yang akan membedakan cara berpikir, berperasaan, dan bertindak. Tidak ada individu yang sama dengan individu lain, sekalipun kembar identik.

Sumber Perbedaan Individu
a. Faktor Bawaan
Yaitu faktor-faktor biologis yang diturunkan melalui pewarisan genetik orang tuanya. Proses ini dimulai sejak masa konsepsi (pembuahan), + 280 hari sebelum kelahiran. Pada  masing-masing  sel  reproduksi  terdapat  23  pasang  kromosom. Kromosom adalah partikel seperti benang yang masing-masing di dalamnya terdapat untaian partikel yang sangat kecil (= gen).

Gen adalah pembawa ciri bawaan yang diwariskan orang tua kepada keturunannya. Jumlah gen dalam genome (= kumpulan gen) sekitar 60.000 – 150.000. Masing-masing gen mengandung potensi ciri bawaan fisik dan mental. Mempengaruhi: bentuk tubuh, kekuatan fisik, kecerdasan.

b. Faktor Lingkungan
Status Sosial Ekonomi Orang tua
  • Tingkat pendidikan orang tua
  • Pekerjaan orang tua
  • Penghasilan orang tua
Berimplikasi pada perbedaan aspirasi orang tua terhadap pendidikan anak, aspirasi anak tehadap pendidikannya, fasilitas yang diberikan pada anak, dan waktu yang disediakan untuk anak-anaknya.

Pola Asuh Orang Tua
  • Otoriter: menekankan pada pengawasan orang tua pada anak untuk mendapatkan ketaatan atau kepatuhan. Ortu  bersikap  tegas,  suka  menghukum,  dan  cenderung mengekang keinginan anak. Anak menjadi kurang inisiatif, cenderung ragu, dan mudah gugup. Karena sering mendapat hukuman anak menjadi tidak disiplin dan nakal.
  • Permissive:  ortu  memberi  kebebasan  sebanyak  mungkin kepada untuk mengatur dirinya sendiri, anak tidak dituntut untuk bertanggungjawab, dan tidak banyak dikontrol oleh ortu.
  • Authoritative: adanya hak dan kewajiban ortu dan anak, yang berarti saling melengkapi, anak dilatih untuk bertanggung jawab, dan menentukan perilakunya sendiri agar berdisiplin.
Budaya
  • Ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan.
  • Sistem sosial: aktifitas dan tindakan berpola dari manusia dan masyarakat.
  • Benda-benda hasil karya manusia.
Urutan Kelahiran
Disebabkan oleh perbedaan perlakuan dari ortu maupun anggota keluarga lainnya terhadap anak.

Macam-macam Perbedaan Individu
a. Perbedaan Jenis Kelamin dan Gender
Jenis  kelamin  mengacu  pada  perbedaan  biologis  antara  laki-laki  dan perempuan. Gender merupakan aspek psikososial (dibangun secara sosial agama) antara laki-laki dan perempuan.

Perbedaan gender termasuk dalam hal peran, tingkah laku, kecenderungan, sifat, dan atribut lain yang menjelaskan arti menjadi seorang laki-laki atau perempuan dalam kebudayaan yang ada. 

Perbedaan gender muncul dari perbedaan cara dalam memperlakukan anak laki-laki dan perempuan yang dilakukan secara terus menerus, diturunkan secara kultural, dan terinternalisasi menjadi kepercayaan dari generasi ke generasi dan diyakini sebagai ideologi.

b. Perbedaan Gender dan Prestasi di Kelas
Hampir tidak ada penelitian yang membuktikan pengaruh perbedaan jenis kelamin sebagai penentu prestasi di kelas. Perbedaan prestasi antara siswa laki-laki dan perempuan lebih disebabkan karena faktor sosial dan kultural.

c. Perbedaan Kemampuan
Kemampuan  secara  sederhana  dapat  diartikan  sebagai  kecerdasan. Kemampuan umum didefinisikan sebagai prestasi komparatif individu dalam berbagai tugas, termasuk memecahkan masalah dengan waktu yang terbatas. 

Lebih jauh lagi kemampuan juga meliputi kapasitas individu untuk memahami tugas, menemukan strategi pemecahan yang cocok, serta prestasi individu dalam sebagian besar tugas-tugas belajar.

Perbedaan  kecerdasan  dapat  dipahami  dari  perbedaan  skor  IQ  yang dihasilkan dari tes kecerdasan. Perbedaan kecerdasan manusia mengikuti suatu distribusi  normal,  dari  0-200  dengan  rata-rata  100.  Distribusi  IQ  yang digunakan menurut tabel yang dikembangkan oleh Wechsler.

Gifted

Adalah individu yang memiliki IQ di atas 130, sekitar 1% dari populasi. Anak-anak gifted lebih banyak berasal dari kelas sosial ekonomi yang tinggi. 

Sebagian besar sukses dan berprestasi. Namun sebagian lagi terlibat dalam perkara kriminal, drop out dini dari sekolah, atau gagal dalam beberapa pekerjaan. Hal ini disebabkan karena secara emosional kurang matang atau kurang motivasi dibandingkan yang lain.

Menurut Renzulli ada tiga ciri pokok anak gifted, yaitu:
  • Kemampuan umum di atas rata-rata 
  • Kreatifitas di atas rata-rata 
  • Komitmen terhadap tugas cukup tinggi 
Anak-anak gifted beresiko mengalami kesulitan serius di sekolah, jumlahnya sekitar 5-10% dari total anak gifted. Gejala-gejala dari anak gifted yang mengalami kesulitan belajar di antaranya adalah:
  • Menunjukkan hiperaktifitas di sela-sela konsentrasi yang intensif 
  • Mudah terganggu situasi gaduh 
  • Tidak dapat mengingat perintah tiga tahap 
  • Sulit belajar fonem 
  • Sulit mengeja 
  • Sulit belajar fakta-fakta matematis 
  • Minta mengulangi perintah 
  • Tidak mampu mengerjakan tes 
  • Tulisannya tidak terbaca 
  • Tidak menyelesaikan tugas tertulis 
  • Sulit mencatat di kelas 
  • Sulit menyelesaikan tugas-tugas sederhana, tapi bagus dalam 
  • Konsep 
  • Tidak merespon remedial dengan baik 
  • Lemah dalam beberapa pelajaran tapi bagus dalam mata pelajaran lain.
Anak-anak gifted perlu mendapat perhatian. Pendidikan harus disesuaikan atau memusatkan pada kekuatan, minat, dan kapasitas intelektual mereka yang superior. Untuk anak-anak yang mengalami kesulitan belajar perlu menggunakan strategi-strategi kompensasi, yang meliputi teknologi dan komunikasi yang bervariasi.

Retarted
Adalah individu yang memiliki IQ di bawah 70.
Klasifikasi dari Panel Mental Retardasi adalah sebagai berikut:
Mild Retardation (IQ 50-70)
  • Tidak tampak sebagai anak retarded oleh orang biasa 
  • Dapat belajar ketrampilan praktis, membaca atau menghitung sampai level kelas 6 SD, tapi harus dididik di sekolah luar biasa bukan sekolah umum 
  • Dapat mencapai ketrampilan sosial dan pekerjaan untuk pemeliharaan diri tapi dilakukan dengan lamban 
  • Dapat dibimbing untuk penyesuaian sosial 
  • Membutuhkan dukungan dan bimbingan berkala saat mengalami tekanan ekonomi atau sosial yang tidak biasa 
Moderate Retardation (IQ 36-50) 
  • Lambat dalam bergerak dan berbicara 
  • Bisa dilatih mengerjakan tugas-tugas sederhana untuk menolong diri 
  • Dapat berkomunikasi secara sederhana 
  • Dapat dilatih ketrampilan-ketrampilan tangan sederhana 
  • Mampu berjalan sendiri di tempat-tempat yang dikenal 
  • Tidak mampu merawat diri sendiri 
Severe Retardation (IQ 20-35)
  • Lambat dalam perkembangan motorik 
  • Sedikit atau tanpa kemampuan berkomunikasi 
  • Masih bisa dilatih untuk ketrampilan dasar menolong diri sendiri 
  • Dapat melakukan aktifitas sehari-hari yang sifatnya rutin dan berulang 
  • Membutuhkan petunjuk dan pengawasan dalam sebuah lingkungan yang terlindung 
Profound Retardation (IQ di bawah 20)
  • Memiliki kapasitas minimal dalam fungsi-fungsi sensori motor 
  • Lambat dalam semua aspek perkembangan 
  • Menunjukkan emosi dasar 
  • Mungkin mampu dilatih untuk menggunakan tangan, kaki, dan rahang 
  • Membutuhkan pengawasan yang ketat dan perawatan 
  • Bicara primitif 
  • Tidak mampu merawat diri
d. Perbedaan Kepribadian
Model Big Five
  • Ekstroversion 
  • Agreeableness 
  • Conscientinousness 
  • Neuroticism atau sebaliknya stabilitas emosi 
  • Openness to Experience 
Model Brigg-Myers (MBTI)
  • Ekstraversion (E) vs Introversion (I) 
  • Sensing (S) vs Intuition (N) 
  • Thinking (T) vs Feeling (F) 
  • Judging (J) vs Perceptive (P)
e. Perbedaan Gaya Belajar
1. Model Feider & Solomon
Active & Reflective Learners
Active learner
Reflective learner
Mendiskusikan, mengaplikasikan,
atau menjelaskan pengetahuannya
pada orang lain
Memikirkan  pengetahuan  yang
didapatkannya
“Coba dulu dan lihat hasilnya”“Mari pikirkan dahulu”
Belajar dalam kelompokBelajar sendiri
Lebih tekun dalam menulis pelajaranKurang  tekun  dalam  menulis pelajaran
 Sensing & Intuitive Learners 
Sensing learner
Intuitive learner
Suka mempelajari faktaMemilih menemukan kemungkinan
dan hubungan
Menyukai  pemecahan  masalah
dengan menggunakan cara-cara yang
sudah  pasti,  tidak  menyukai
komplikasi dan kejutan
Menyukai inovasi dan tidak suka
pengulangan“Mari pikirkan dahulu”
Suka pada sesuatu yang rinci,
memiliki ingatan yang bagus
terhadap fakta-fakta, mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan di laboratorium
Bagus dalam menemukan konsep-
konsep baru, lebih nyaman dengan
abstraksi dan formulasi matematik.
Lebih praktis dan hati-hatiLebih cepat bekerja dan inovatif
Tidak menyukai kursus atau pelatihan
yang  tidak  berhubungan  dengan
dunia nyata
Tidak  menyukai  kursus  atau
pelatihan menekankan pada ingatan
perhitungan rutin.
 Visual & Verbal Learners
Visual  learner
Verbal  learner
Memiliki ingatan yang bagus terhadap apa yang dilihatnya:
gambar, diagram, flow chart, film, dan peragaan
Mudah mengingat kata-kata, baik
tertulis maupun penjelasan lisan
Sequential & Global Learners 
Sequential learner
Global  learner

Memahami melalui langkah-langkah
yang linier, setiap langkah mengikuti
langkah sebelumnya secara logis
Belajar melalui lompatan-lompatan
besar, menyerap info secara acak
tanpa  melihat  hubungannya  dan
tiba-tiba dapat menemukan hubungannya

Mencari solusi dengan mengikuti
langkah-langkah yang logis
Mampu memecahkan masalah
kompleks dengan cepat atau
mengumpulkan sesuatu secara
bersama-sama dalam suatu cara
yang baru, tetapi mungkin
mengalami kesulitan dalam menjelaskannya
2. 4MAT System
Innovative Learner (mengalami = merasakan dan merefleksikan)
  • Suka berbicara mengenai pengalaman dan perasaan mereka, bertanya, atau bekerja dalam kelompok. 
  • Suka belajar masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan nyata, diasuh oleh 
  • guru, diberi jawaban atas pertanyaan “mengapa”. 
  • Mempercayai pengalaman sendiri dan dapat melihat situasi baru dari berbagai perspektif. 
  • Merupakan orang-orang yang penuh ide. 
  • Dapat mempengaruhi orang lain dan cenderung emosional. 
Analytic Learner (mengkonseptualisasikan = merefleksikan dan memikirkan)
  • Berorientasi pada pengetahuan, konseptual, dan keteraturan. 
  • Suka belajar dari ceramah-ceramah, bekerja secara mandiri, serta mendiskusikan ide-ide. 
  • Bagus dalam pendidikan tradisional yang mengutamakan verbal dan juga dalam mengarjakan tes. 
  • Pencari fakta yang tekun dan teliti. 
  • Bagus dalam menciptakan konsep dan model-model. 
  • Tidak seemosional innovator. 
  • Memilih struktur yang lebih berdasar logika dan rasionalitas. 
  • Perencana yang sistematis. 
Common Sense Learner (mengaplikasikan = memikirkan dan melakukan)
  • Memecahkan masalah secara aktif, belajar melalui pencarian, sentuhan, memanipulasi, membentuk, dan tugas-tugas spasial. 
  • Suka memecahkan masalah mereka sendiri, mencoba hal-hal untuk diri mereka sendiri, dan menguji apa pun yang mereka pelajari secara fisik. 
  • Menikmati kompetisi. 
  • Toleransi terhadap ambiguitas cenderung rendah dan lebih suka berhubungan dengan hal-hal yang sudah jelas. 
  • Cenderung deduktif, beorientasi pada berpikir, dan sistematis dalam belajar. 
Dynamic Learner (membentuk = membentuk dan melakukan)
  • Belajar dengan menemukan sendiri, mencoba dengan trial & error, dan bekerja secara mandiri. 
  • Suka tugas-tugas terbuka yang memerlukan pengambilan resiko. 
  • Suka dan mudah menyesuaikan diri dengan perubahan. 
  • Suka membuat langkah-langkah intuitif untuk memecahkan masalah. 
  • Antusias dan ambisius.
3. Multiple Intelligence 
  • Kecerdasan Linguistic- Verbal 
  • Kecerdasan Logika-Matematika 
  • Kecerdasan Musikal 
  • Kecerdasan Visual-Spasial 
  • Kecerdasan Body-Kinestetik 
  • Kecerdasan Interpersonal 
  • Kecerdasan Intrapersonal 
  • Kecerdasan Naturalis
    Ref:
    Arumi Savitri Fatimaningrum, S. Psi. | UNY | Materi Psikologi Pendidikan

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar