Keunikan yang ada pada masing-masing individu yang akan membedakan cara berpikir, berperasaan, dan bertindak. Tidak ada individu yang sama dengan individu lain, sekalipun kembar identik.
Sumber Perbedaan Individu
a. Faktor Bawaan
Yaitu faktor-faktor biologis yang diturunkan melalui pewarisan genetik orang tuanya. Proses ini dimulai sejak masa konsepsi (pembuahan), + 280 hari sebelum kelahiran. Pada masing-masing sel reproduksi terdapat 23 pasang kromosom. Kromosom adalah partikel seperti benang yang masing-masing di dalamnya terdapat untaian partikel yang sangat kecil (= gen).
Gen adalah pembawa ciri bawaan yang diwariskan orang tua kepada keturunannya. Jumlah gen dalam genome (= kumpulan gen) sekitar 60.000 – 150.000. Masing-masing gen mengandung potensi ciri bawaan fisik dan mental. Mempengaruhi: bentuk tubuh, kekuatan fisik, kecerdasan.
b. Faktor Lingkungan
Status Sosial Ekonomi Orang tua
- Tingkat pendidikan orang tua
- Pekerjaan orang tua
- Penghasilan orang tua
Berimplikasi pada perbedaan aspirasi orang tua terhadap pendidikan anak, aspirasi anak tehadap pendidikannya, fasilitas yang diberikan pada anak, dan waktu yang disediakan untuk anak-anaknya.
Pola Asuh Orang Tua
- Otoriter: menekankan pada pengawasan orang tua pada anak untuk mendapatkan ketaatan atau kepatuhan. Ortu bersikap tegas, suka menghukum, dan cenderung mengekang keinginan anak. Anak menjadi kurang inisiatif, cenderung ragu, dan mudah gugup. Karena sering mendapat hukuman anak menjadi tidak disiplin dan nakal.
- Permissive: ortu memberi kebebasan sebanyak mungkin kepada untuk mengatur dirinya sendiri, anak tidak dituntut untuk bertanggungjawab, dan tidak banyak dikontrol oleh ortu.
- Authoritative: adanya hak dan kewajiban ortu dan anak, yang berarti saling melengkapi, anak dilatih untuk bertanggung jawab, dan menentukan perilakunya sendiri agar berdisiplin.
Budaya
- Ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan.
- Sistem sosial: aktifitas dan tindakan berpola dari manusia dan masyarakat.
- Benda-benda hasil karya manusia.
Urutan Kelahiran
Disebabkan oleh perbedaan perlakuan dari ortu maupun anggota keluarga lainnya terhadap anak.
Macam-macam Perbedaan Individu
a. Perbedaan Jenis Kelamin dan Gender
Jenis kelamin mengacu pada perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan. Gender merupakan aspek psikososial (dibangun secara sosial agama) antara laki-laki dan perempuan.
Perbedaan gender termasuk dalam hal peran, tingkah laku, kecenderungan, sifat, dan atribut lain yang menjelaskan arti menjadi seorang laki-laki atau perempuan dalam kebudayaan yang ada.
Perbedaan gender muncul dari perbedaan cara dalam memperlakukan anak laki-laki dan perempuan yang dilakukan secara terus menerus, diturunkan secara kultural, dan terinternalisasi menjadi kepercayaan dari generasi ke generasi dan diyakini sebagai ideologi.
b. Perbedaan Gender dan Prestasi di Kelas
Hampir tidak ada penelitian yang membuktikan pengaruh perbedaan jenis kelamin sebagai penentu prestasi di kelas. Perbedaan prestasi antara siswa laki-laki dan perempuan lebih disebabkan karena faktor sosial dan kultural.
c. Perbedaan Kemampuan
Kemampuan secara sederhana dapat diartikan sebagai kecerdasan. Kemampuan umum didefinisikan sebagai prestasi komparatif individu dalam berbagai tugas, termasuk memecahkan masalah dengan waktu yang terbatas.
Lebih jauh lagi kemampuan juga meliputi kapasitas individu untuk memahami tugas, menemukan strategi pemecahan yang cocok, serta prestasi individu dalam sebagian besar tugas-tugas belajar.
Perbedaan kecerdasan dapat dipahami dari perbedaan skor IQ yang dihasilkan dari tes kecerdasan. Perbedaan kecerdasan manusia mengikuti suatu distribusi normal, dari 0-200 dengan rata-rata 100. Distribusi IQ yang digunakan menurut tabel yang dikembangkan oleh Wechsler.
Gifted
Adalah individu yang memiliki IQ di atas 130, sekitar 1% dari populasi. Anak-anak gifted lebih banyak berasal dari kelas sosial ekonomi yang tinggi.
Sebagian besar sukses dan berprestasi. Namun sebagian lagi terlibat dalam perkara kriminal, drop out dini dari sekolah, atau gagal dalam beberapa pekerjaan. Hal ini disebabkan karena secara emosional kurang matang atau kurang motivasi dibandingkan yang lain.
Menurut Renzulli ada tiga ciri pokok anak gifted, yaitu:
- Kemampuan umum di atas rata-rata
- Kreatifitas di atas rata-rata
- Komitmen terhadap tugas cukup tinggi
Anak-anak gifted beresiko mengalami kesulitan serius di sekolah, jumlahnya sekitar 5-10% dari total anak gifted. Gejala-gejala dari anak gifted yang mengalami kesulitan belajar di antaranya adalah:
- Menunjukkan hiperaktifitas di sela-sela konsentrasi yang intensif
- Mudah terganggu situasi gaduh
- Tidak dapat mengingat perintah tiga tahap
- Sulit belajar fonem
- Sulit mengeja
- Sulit belajar fakta-fakta matematis
- Minta mengulangi perintah
- Tidak mampu mengerjakan tes
- Tulisannya tidak terbaca
- Tidak menyelesaikan tugas tertulis
- Sulit mencatat di kelas
- Sulit menyelesaikan tugas-tugas sederhana, tapi bagus dalam
- Konsep
- Tidak merespon remedial dengan baik
- Lemah dalam beberapa pelajaran tapi bagus dalam mata pelajaran lain.
Anak-anak gifted perlu mendapat perhatian. Pendidikan harus disesuaikan atau memusatkan pada kekuatan, minat, dan kapasitas intelektual mereka yang superior. Untuk anak-anak yang mengalami kesulitan belajar perlu menggunakan strategi-strategi kompensasi, yang meliputi teknologi dan komunikasi yang bervariasi.
Retarted
Adalah individu yang memiliki IQ di bawah 70.
Klasifikasi dari Panel Mental Retardasi adalah sebagai berikut:
Mild Retardation (IQ 50-70)
- Tidak tampak sebagai anak retarded oleh orang biasa
- Dapat belajar ketrampilan praktis, membaca atau menghitung sampai level kelas 6 SD, tapi harus dididik di sekolah luar biasa bukan sekolah umum
- Dapat mencapai ketrampilan sosial dan pekerjaan untuk pemeliharaan diri tapi dilakukan dengan lamban
- Dapat dibimbing untuk penyesuaian sosial
- Membutuhkan dukungan dan bimbingan berkala saat mengalami tekanan ekonomi atau sosial yang tidak biasa
Moderate Retardation (IQ 36-50)
- Lambat dalam bergerak dan berbicara
- Bisa dilatih mengerjakan tugas-tugas sederhana untuk menolong diri
- Dapat berkomunikasi secara sederhana
- Dapat dilatih ketrampilan-ketrampilan tangan sederhana
- Mampu berjalan sendiri di tempat-tempat yang dikenal
- Tidak mampu merawat diri sendiri
Severe Retardation (IQ 20-35)
- Lambat dalam perkembangan motorik
- Sedikit atau tanpa kemampuan berkomunikasi
- Masih bisa dilatih untuk ketrampilan dasar menolong diri sendiri
- Dapat melakukan aktifitas sehari-hari yang sifatnya rutin dan berulang
- Membutuhkan petunjuk dan pengawasan dalam sebuah lingkungan yang terlindung
Profound Retardation (IQ di bawah 20)
- Memiliki kapasitas minimal dalam fungsi-fungsi sensori motor
- Lambat dalam semua aspek perkembangan
- Menunjukkan emosi dasar
- Mungkin mampu dilatih untuk menggunakan tangan, kaki, dan rahang
- Membutuhkan pengawasan yang ketat dan perawatan
- Bicara primitif
- Tidak mampu merawat diri
- Ekstroversion
- Agreeableness
- Conscientinousness
- Neuroticism atau sebaliknya stabilitas emosi
- Openness to Experience
- Ekstraversion (E) vs Introversion (I)
- Sensing (S) vs Intuition (N)
- Thinking (T) vs Feeling (F)
- Judging (J) vs Perceptive (P)
1. Model Feider & Solomon
Active & Reflective Learners
Dynamic Learner (membentuk = membentuk dan melakukan)
Active & Reflective Learners
Sensing & Intuitive Learners
Active learner Reflective learnerMendiskusikan, mengaplikasikan,
atau menjelaskan pengetahuannya
pada orang lainMemikirkan pengetahuan yang
didapatkannya“Coba dulu dan lihat hasilnya” “Mari pikirkan dahulu” Belajar dalam kelompok Belajar sendiri Lebih tekun dalam menulis pelajaran Kurang tekun dalam menulis pelajaran
Visual & Verbal Learners
Sensing learner Intuitive learnerSuka mempelajari fakta Memilih menemukan kemungkinan
dan hubunganMenyukai pemecahan masalah
dengan menggunakan cara-cara yang
sudah pasti, tidak menyukai
komplikasi dan kejutanMenyukai inovasi dan tidak suka
pengulangan“Mari pikirkan dahulu”Suka pada sesuatu yang rinci,
memiliki ingatan yang bagus
terhadap fakta-fakta, mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan di laboratoriumBagus dalam menemukan konsep-
konsep baru, lebih nyaman dengan
abstraksi dan formulasi matematik.Lebih praktis dan hati-hati Lebih cepat bekerja dan inovatif Tidak menyukai kursus atau pelatihan
yang tidak berhubungan dengan
dunia nyataTidak menyukai kursus atau
pelatihan menekankan pada ingatan
perhitungan rutin.
Sequential & Global Learners
Visual learner Verbal learnerMemiliki ingatan yang bagus terhadap apa yang dilihatnya:
gambar, diagram, flow chart, film, dan peragaanMudah mengingat kata-kata, baik
tertulis maupun penjelasan lisan
Sequential learner Global learner
Memahami melalui langkah-langkah
yang linier, setiap langkah mengikuti
langkah sebelumnya secara logisBelajar melalui lompatan-lompatan
besar, menyerap info secara acak
tanpa melihat hubungannya dan
tiba-tiba dapat menemukan hubungannya
Mencari solusi dengan mengikuti
langkah-langkah yang logisMampu memecahkan masalah
kompleks dengan cepat atau
mengumpulkan sesuatu secara
bersama-sama dalam suatu cara
yang baru, tetapi mungkin
mengalami kesulitan dalam menjelaskannya
2. 4MAT System
Innovative Learner (mengalami = merasakan dan merefleksikan)- Suka berbicara mengenai pengalaman dan perasaan mereka, bertanya, atau bekerja dalam kelompok.
- Suka belajar masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan nyata, diasuh oleh
- guru, diberi jawaban atas pertanyaan “mengapa”.
- Mempercayai pengalaman sendiri dan dapat melihat situasi baru dari berbagai perspektif.
- Merupakan orang-orang yang penuh ide.
- Dapat mempengaruhi orang lain dan cenderung emosional.
- Berorientasi pada pengetahuan, konseptual, dan keteraturan.
- Suka belajar dari ceramah-ceramah, bekerja secara mandiri, serta mendiskusikan ide-ide.
- Bagus dalam pendidikan tradisional yang mengutamakan verbal dan juga dalam mengarjakan tes.
- Pencari fakta yang tekun dan teliti.
- Bagus dalam menciptakan konsep dan model-model.
- Tidak seemosional innovator.
- Memilih struktur yang lebih berdasar logika dan rasionalitas.
- Perencana yang sistematis.
- Memecahkan masalah secara aktif, belajar melalui pencarian, sentuhan, memanipulasi, membentuk, dan tugas-tugas spasial.
- Suka memecahkan masalah mereka sendiri, mencoba hal-hal untuk diri mereka sendiri, dan menguji apa pun yang mereka pelajari secara fisik.
- Menikmati kompetisi.
- Toleransi terhadap ambiguitas cenderung rendah dan lebih suka berhubungan dengan hal-hal yang sudah jelas.
- Cenderung deduktif, beorientasi pada berpikir, dan sistematis dalam belajar.
- Belajar dengan menemukan sendiri, mencoba dengan trial & error, dan bekerja secara mandiri.
- Suka tugas-tugas terbuka yang memerlukan pengambilan resiko.
- Suka dan mudah menyesuaikan diri dengan perubahan.
- Suka membuat langkah-langkah intuitif untuk memecahkan masalah.
- Antusias dan ambisius.
- Kecerdasan Linguistic- Verbal
- Kecerdasan Logika-Matematika
- Kecerdasan Musikal
- Kecerdasan Visual-Spasial
- Kecerdasan Body-Kinestetik
- Kecerdasan Interpersonal
- Kecerdasan Intrapersonal
- Kecerdasan Naturalis
Ref:
Arumi Savitri Fatimaningrum, S. Psi. | UNY | Materi Psikologi Pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar